Senin, 23 Mei 2011

Semalam Bersama Gigolo

Hallo.. ini Bobby lagi. Langsung aja.. Kali ini adalah cerita tentang pengalaman gay sex dengan seseorang yang datang jauh dari Jakarta. Sebut saja namanya Sammy. Pertamanya kami kenalan lewat e-mail saat aku join di salah satu milis gay yang ada. Setelah saling e-mail beberapa kali kuketahui ternyata profesi Sammy adalah 'dagang kenikmatan' alias gigolo bayaran. Menurut Sammy 'barang dagangan'nya cukup laris hingga sampai ke negeri tetangga dan ia sering sekali dibooking untuk traveling ke manca negara menemani kliennya. Aku sangat percaya karena dari fotonya saja aku dapat melihat fisik kelas satu Sammy yang punya segudang kelebihan dan menjanjikan sejuta kenikmatan.

Sammy pernah mengirimiku foto nakednya lewat e-mail. Kelihatan dari fotonya body Sammy sangat sesuai dengan seleraku yaitu body tipe kombinasi perenang-binaragawan. Ototnya kelihatan sangat kokoh menyembul di sana-sini terutama otot dada dan perutnya, ditambah dengan wajahnya yang jantan mengundang selera. Juga kontolnya besar panjang. Benar-benar cowok yang sudah lama kuidam-idamkan. Foto itu membuatku betah di depan komputerku sambil onani dengan segudang fantasi bersama Sammy. Obsesiku pada Sammy kian kuat walaupun sebenarnya aku selalu bertekad untuk menjauhi yang namanya 'barang dagangan', soalnya resiko terkena PMS sangat tinggi. Ibarat apel yang ada di pasar swalayan yang sudah dipencet sekian banyak pembeli, namun apa daya jika nafsu sex telah membubung tinggi:).

Lewat e-mail Sammy menceritakan pengalaman sexnya dan tentu saja Sammy lebih unggul setingkat dibandingkan aku dengan pengalamannya yang seabrek itu hingga membuatku makin ngiler padanya. Anehnya Sammy tidak pernah meminta fotoku hingga aku juga tidak pernah mengiriminya. Mungkin saja hal itu disebabkan oleh naluri Sammy sebagai gigolo yang tentunya terlebih dahulu akan mempromosikan dirinya selaku 'dagangan'. Sesekali kami saling e-mail hingga pada suatu kesempatan Sammy meminta nomor HPku yang dengan senang hati kuberikan. Ia juga memberikan nomor HPnya. Setelah itu aku sempat kirim SMS untuknya namun tidak dibalas.
"Mungkin lagi sibuk jualan", batinku saat itu.

Beberapa hari kemudian pada suatu sore aku merasa 'surprised' karena menerima SMS yang setelah kulihat ternyata dari Sammy.
"Hi, Sammy nih, baru pulang traveling dari Singapore, lagi transit di Pekanbaru, sekarang tinggal di Hotel A". Demikian isi pesan SMS dari Sammy.
"Boleh jumpa?". Aku mengiriminya SMS balasan.
"Short time 2 jam 5 jt, overnight 15 jt". Beberapa saat kemudian Sammy membalas SMSku langsung to the point menyebutkan tarifnya yang cukup 'wah'.
"Gila.. Benar-benar gigolo sejati. Ternyata mau dagang sama aku rupanya?", batinku geli saat itu.
"Halo.. Sammy ya?", aku langsung kontak Sammy tanpa lewat SMS lagi. Saat itu aku sudah lupa sama sekali dengan pantanganku main sama gigolo. Aku lupa segala-galanya, yang ada dipikiranku cuma body Sammy yang menggugah selera itu.
"Ya.. Gimana Bob?", jawab Sammy dari seberang sana. Itu kali pertamanya aku mendengar suara Sammy. Gila.. ternyata tidak hanya bodynya yang OK, suara Sammy juga sangat seksi yang mendatangkan sensasi rangsangan yang hebat pada diriku.
"Wah, tarifmu tinggi juga ya.. Kapan bisa ketemu?", tanyaku lagi sambil menekan deburan di dadaku.
"Kamu mau servis yang mana?", tanya Sammy.
"Yang 5 juta saja deh.. Malam nanti boleh?". Aku saat itu memang sedang agak ngirit karena belum menerima pelunasan dari customer bisnisku, namun karena terlanjur 'ngiler' aku bermaksud mencoba servis short timenya Sammy.
"Boleh, aku standby menunggumu di loby hotel A jam 9.00 malam nanti. Kita lakukan di kamarku" Sammy segera menentukan waktu dan tempatnya yaitu di hotel bintang empat tempat ia menginap.
"OK, sampai nanti..", aku menutup pembicaraan kami sambil pikiranku ngeres membayangkan adegan yang akan terjadi nanti malam.

*********

Malam harinya saat aku berjalan dari parkiran hotel menuju pintu masuk hotel arloji di pergelangan tanganku menunjukkan angka 9 kurang 5 menit. Saat itu aku mengenakan celana jeans dikombinasikan dengan kaos ketat favoritku. Dari jauh aku sudah melihat Sammy yang sedang duduk di loby hotel sambil membolak-balik majalah yang tersedia. Sammy yang memancarkan daya pesona tinggi memang sangat mudah kelihatan oleh mataku yang sudah terlatih:). Penampilan Sammy agak beda dengan foto yang pernah kulihat. Saat itu ia mengenakan celana kargo yang dikombinasikan dengan kaos ketat juga. Kulitnya kelihatan putih bersih. Rambutnya dipotong pendek diberi nuansa warna pirang, disisir ke atas dan kelihatan mengkilat oleh gel yang dipakainya.

Aku segera mendekatinya dan menyapanya yang masih asyik dengan majalah yang ada di pangkuannya. "Hai, Sammy ya?".
Sammy mendongakkan kepalanya dan sesaat kulihat ekspresi di wajah gantengnya yang agak 'surprised' saat melihatku. Wajahnya ternyata lebih OK dari fotonya. Wajahnya kelimis. Matanya jeli dengan alis agak tebal yang terpelihara rapi. Dan yang paling menggemaskan adalah bibir seksinya yang berwarna merah tanda dia bukan perokok.
"Kamu Bobby ya?". Nada suaranya mengandung nuansa keraguan.
"Iya.. Aku tepat waktu kan? Sudah boleh mulai?". Aku agak tidak sabaran karena merasa sayang jika harus membuang waktu terlalu lama.
"OK, yuk ikuti aku", jawab Sammy singkat sambil bangkit untuk menuju ke kamarnya.
Aku segera mengikutinya dari belakang.

Dari belakang aku melihat liukan body Sammy saat berjalan yang membuat gairahku langsung terbakar hingga kontolku berdenyut kencang memberontak ingin keluar dari kungkungan celana jeans ketatku. Aku terus mengikutinya memasuki lift. Sammy menekan angka 4 pada lift karena rupanya ia tinggal di lantai 4 hotel itu. Kebetulan saat itu hanya ada kami di dalam lift itu hingga tatapanku menyorot ganas 'penuh nafsu' menyapu Sammy dari wajah sampai ke kaki. Benar-benar kualitas ekspor cowok ini hingga nafsuku hampir tidak dapat kutahan lagi. Kulihat Sammy juga melihatku penuh nafsu. Saat itu aku benar-benar ingin langsung menubruk dan melumat wajahnya yang OK itu. Untunglah pintu lift segera terbuka hingga aku cepat-cepat menekan nafsuku dan mengikuti Sammy lagi.

Sammy mengeluarkan kunci kamar nomor 406 yang ternyata tidak begitu jauh dari pintu lift. Kulihat Sammy agak tergesa membuka kunci kamarnya lalu mempersilahkanku masuk terlebih dahulu. Begitu pintu kamar tertutup, tanpa buang waktu lagi aku segera menerkam memeluk Sammy dari belakang dan kulumat lehernya dengan nafsu hingga terdengar suara cepat-cepot kecupanku yang dengan ganas mendarat di leher Sammy yang membuat Sammy menggelinjang ikut-ikutan terbakar gairah sex. Nafasnya mulai memburu mendesah-desah menikmati ciumanku yang mencapai bagian belakang telinganya.

Sammy lalu melepaskan diri dari pelukanku. Kami lalu saling berhadapan dan.. Cupp.. cpott.. kami berciuman ala prancis sambil tangan kami saling raba dan remas. Ciuman Sammy benar-benar lihai. Lidahnya meliuk-liuk di dalam mulutku menjelajahi dan melibat lidahku sambil sekali-kali menggelitik langit-langit mulutku. Rasanya juga manis sekali. Ciuman itu benar-benar membuatku liar habis. Suasana makin panas, mungkin disebabkan oleh naluri profesionalnya untuk memberikan servis memuaskan, Sammy mendorongku hingga berbaring di ranjang hotel yang empuk.

Sammy membuka kaosnya hingga menampakkan tonjolan dadanya yang bidang. Body Sammy sangat seksi. Yang kukagumi terutama adalah keseimbangan bentuk otot-ototnya yang membuat otot-ototnya kelihatan sangat serasi dan juga bodynya amat kenyal hingga benar-benar asyik diremas dan diraba. Setelah membuka kaosnya sendiri ia lalu membuka kaosku dan memulai servicenya dengan melumat dadaku yang juga tidak kalah bidang dengan punyanya, walaupun kalah dari segi keserasian dan keseimbangan otot. Lidah Sammy yang mungkin sudah mencapai level master mulai menari-nari di dadaku sambil diselingi permainan giginya yang benar-benar hebat yang membuatku terasa melayang-layang terutama saat permainannya singgah di putingku.
"Hah.. hoh.. aahh.. Ooh.. Sam..", aku mendesah dengan gairah yang semakin memuncak, padahal permainan Sammy belum mencapai daerah ternikmatku.
Belum pernah aku merasakan gairah yang sebesar itu dengan cowok lainnya. Saat Sammy mulai meningkatkan permainannya dan bermaksud membuka jeansku aku segera mencegah dengan menahan tangannya.

Sekarang giliranku yang membaringkan Sammy dan aku mulai menservisnya meniru permainan lidah dan gigi Sammy tadi di dadanya. Aku memang terbiasa untuk aktif, apalagi jika body lawan mainku sebagus Sammy, aku tentu saja tidak mau melewatkannya dan pasti akan mencicipinya dengan lidah dan mulutku ;).
"Hahh.. ahh.. hahh..". Sammy mendesah-desah nikmat.
Kelihatannya sangat menikmati permainan lidahku yang barusan kupelajari darinya. Aku terus dengan rakus melahap dada dan perut seksinya yang sudah lama kuidam-idamkan ada pada lawan mainku. Namun tidak membiarkanku menservisnya lebih lama, Sammy tukar posisi membaringkanku dan dengan cekatan membuka kancing celana jeansku yang penuh sesak oleh kontolku. Kontolku segera mencuat bebas begitu Sammy menanggalkan celana jeans berikut CD yang kukenakan.

"Wow..", desis Sammy melihat kontolku.
Tanpa buang waktu lagi ia segera melahap kontolku dan memulai PM (Pekerjaan Mulut) nya yang saking ahlinya membuatku mengerang nikmat tanpa dapat kutahan lagi. Sekali lagi lidah dan giginya yang dikombinasikan dengan hisapan mautnya benar-benar membuatku melambung tinggi. Cara oral Sammy cukup unik. Ia terlebih dahulu memasukkan kontolku hingga masuk kemulutnya sampai mencapai pangkal kontolku. Kemudian ia menggigit lembut pangkal kontolku lalu menggeleng-gelengkan kepalanya ke-kiri kanan seolah macan yang menggigit dan membanting mangsanya ke-kiri kanan. Gerakan itu membuat kontolku seolah-olah mengaduk-aduk mulutnya. Kepala kontolku terasa bergesekan dengan kerongkongannya yang hangat.

Ia lalu membarengi gerakan itu dengan sedotan kuat dan perlahan menarik kontolku keluar hingga tersisa kepalanya saja di dalam mulutnya. Ia lalu menggigit lembut kepala kontolku dan menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri lagi hingga ketajaman gigi depannya terasa sekali di kepala kontolku mendatangkan rasa gigit-gigit nikmat. Ia menyelingi gerakan itu dengan sapuan ujung lidahnya di lobang kontolku selama beberapa saat. Setelah itu ia memasukkan kembali kontolku ke dalam mulutnya sampai pangkal dan mengulangi gerakan yang sama. Hebatnya ia melakukan semua itu dengan gerakan pengulangan yang konsisten dan gigitannya juga amat pas hingga tidak melukai kontolku. Benar-benar ahli dan profesional sekali. Rangsangan yang kuterima benar-benar hebat hingga baru sebentar saja aku sudah mulai merasakan akan mencapai klimaks.

Aku sama sekali tidak ingin klimaks secepat itu hingga susah payah dengan menahan rasa nikmat yang tiada tara aku segera ganti posisi. Aku mulai menurunkan celana kargo Sammy. Ternyata Sammy tidak mengenakan CD dan.. Gila.. Rupanya kondisi kontol Sammy yang kulihat dalam foto yang dikirimnya lewat e-mail belum 100 persen tegang. Baru saat inilah aku melihat ukuran kontol Sammy yang sebenarnya. Ternyata kontol Sammy lebih besar dari punyaku yang selama ini selalu kubanggakan. Warnanya merah mengkilat saking tegangnya dan terus berdenyut-denyut di depan mukaku yang membuatku gemas ingin menelannya. Aku mulai mempraktekkan cara oral Sammy. Walaupun aku tidak semahir Sammy ternyata aksiku juga sangat dinikmati oleh Sammy. Terbukti dari desahannya yang makin gencar disertai dengan remasan tangannya di kepalaku yang makin menggila.

Kemudian lobang pantatku mulai terasa gatal-gatal ingin merasakan kontol Sammy yang hebat itu. Aku menghentikan oral dan mulai mengambil posisi menungging. Aku lalu menunjuk pantatku mengisyaratkan Sammy untuk mengentotnya. Sammy mendekat dan mulai mengarahkan kontolnya yang 'extra large' ke lobangku. Awalnya Sammy agak kesulitan memasukkan kontolnya dan beberapa kali aku harus meringis kesakitan saat Sammy mencoba masuk. Tidak berapa lama kemudian akhirnya Sammy berhasil juga dengan aksinya. Kontolnya sudah sepenuhnya terbenam dalam pantatku.

"Kalau terlalu sakit bilang ya..", Suara Sammy terdengar mendesis parau di telingaku.
"Ayo.. Kentot aja..", aku tidak sabaran lagi.
Ia lalu memeluk pinggangku dengan eratnya sambil memompa kontolnya. Mula-mula gerakannya perlahan dan lembut dan akhirnya makin cepat dan semakin cepat hingga nafasnya mulai menghentak memburu dengan peluh yang makin membanjir. Hawa udara dingin yang keluar dari AC hotel sama sekali tidak sanggup membendung permainan kami yang makin memanas saja.
"Ahh.. oh.. Sam.. Truss.. ohh.. truss", eranganku makin keras seiring dengan perasaan mulas disertai rasa nikmat luar biasa saat kontol Sammy terus mengikis anusku dengan gencarnya.
Tenaga Sammy sepertinya tiada habisnya hingga terus mengentotku. Anusku mulai terasa pedas-pedas nikmat. Rasa nikmat pedas itu terus bertambah hingga akhirnya lututku lemas dan aku tidak dapat mempertahankan posisi menungging lagi.
Aku terhempas menelungkup ke ranjang dengan kontol Sammy yang masih menancap di pantatku.
"Oh.. teruskan Sam.. teruskan.. ah..", aku mengerang meracau nikmat meminta Sammy untuk terus mengentotiku.
Dengan kontolnya yang masih menancap Sammy membalikkan tubuhku berbaring menghadapnya sambil tangannya mengangkat pantatku. Aku segera menjepit pinggangnya dengan kedua kakiku sambil tanganku mengocok-ngocok kontolku sendiri. Dengan posisi itu sambil bertumpu pada lututnya Sammy melanjutkan goyangannya yang semakin membuatku mengerang kenikmatan. Tubuh Sammy mengkilat oleh peluhnya yang membuat siluet otot-ototnya makin jelas kelihatan. Urat-urat di tubuhnya juga mulai bersembulan. Saat itu Sammy kelihatan sangat seksi sekali. Peluh Sammy terus membanjir menetes ke perutku. Nafasnya semakin lama makin memberat dan otot beserta uratnya makin menegang.

Sementara itu aku makin gencar mengocok kontolku sambil menikmati kentotan Sammy. Rasa nikmat di prostatku makin kuat dan menjalar hingga aku tidak tahan lagi.
"Aahh.. Samm..", aku mengerang panjang sambil kontolku menembak menumpahkan mani yang amat banyak membanjiri dada hingga perutku. Belum pernah aku mengeluarkan mani yang sebanyak itu.
"Hooh.. hosh.. hosh.. ahh..".
Pada saat yang bersamaan juga Sammy klimaks sambil mendongakkan kepalanya dan mengerang panjang.

Pegangannya pada pantatku mengendur dan karena kakiku juga telah lemas dan jepitanku pada pinggangnya juga sudah kendor hingga pantatku terhempas ke ranjang dan otomatis kontol Sammy tercabut dari lobang pantatku. Saat itu kontol Sammy masih menembakkan maninya yang akhirnya mengenai perutku dan menyatu dengan maniku. Perutku benar-benar banjir mani. Sammy lalu dengan rakusnya menjilati dada dan perutku membersihkan tumpahan mani dan menelannya dengan nikmat. Melihat mulut Sammy yang berlepotan mani aku bangkit lalu menciuminya, tidak mau kalah aku terus menyedot mani yang tersisa dalam mulutnya. Akhirnya kami sama-sama terhempas ke ranjang dengan nafas memburu.

Aku terbaring memejamkan mataku merasakan sisa jalaran sensasi nikmat yang belum pernah kurasakan. Rasanya seperti ada setrum kecil yang mengalir di sekujur tubuhku. Pantatku juga terasa panas sekali, tapi bagiku malah terasa nikmat. Mungkin lobangnya agak lecet karena terlalu lama diterobos kontol Sammy yang 'extra size' itu. Kulihat Sammy yang berbaring di sisiku juga sedang memejamkan matanya sambil menenangkan nafasnya. Ada senyum kepuasan yang membayang di bibir seksinya itu.

Setelah nafasku tenang aku menolehkan kepala melihat jam model klasik yang tergantung di dinding kamar hotel dan gila.. jam saat itu telah menunjukkan pukul 1 kurang 10 menit dini hari. Permainan kami mulai pemanasan sampai klimaks tanpa kusadari rupanya telah memakan waktu yang selama itu, berarti telah melampaui batas short time servicenya Sammy. Refleks aku meraih celana jeansku yang tertumpuk di samping ranjang dan kukeluarkan dompetku sambil kulihat isinya yang terdiri dari lembaran 100 ribuan itu.

"Celaka.. Cuman ada 8 jutaan doang, mainnya udah overnight", tanpa sadar aku bergumam.
Rupanya ekspresi bingungku saat itu sedang diperhatikan oleh Sammy dan kayaknya ia juga mendengar gumamanku tadi.
"Nggak apa-apa kok Bob, sesuai dengan perjanjian kita semula aja. Lainnya anggap bonus dariku. Malahan aku nggak keberatan kok kalau kamu nggak bayar", kata Sammy dengan senyum tersungging di bibir seksinya (Sorry ya pembaca, kayaknya aku kebanyakan muji ya.. banyak pujian seksinya. Hope u don't mind. Tapi Sammy memang seksi kok:)).
"Lho, kok gitu?", aku agak terheran mendengar kata-kata Sammy.
"Untuk kamu spesial deh, soalnya kamu ini juga spesial banget", kata Sammy lagi.
"Lho..?", kataku sambil memasang wajah bego.
"Iya, kamu adalah klienku yang spesial. Biasanya aku jarang klimaks dengan klienku. Mereka umumnya hanya mau puas sendiri aja, malah banyak yang sudah keluar dan loyo begitu aku oral. Sedang dengan kamu.. Aku puas.. Apalagi pantatmu itu tadi..", kata Sammy sambil memasang ekspresi puas di wajahnya yang membuatku gemas.
"Masak sih..", aku setengah percaya mendengar omongannya.
"Bener.. Awalnya kukira kamu ini bapak-bapak lho.. Tapi ternyata kamu ini masih muda, OK lagi dan sanggup membakar gairahku saat jumpa tadi". Dalam kata-kata Sammy terkandung pujian yang membuat hidungku kembang-kempis:), dan terjawablah sudah mengapa Sammy 'surprised' saat jumpa tadi.
"Salah sendiri sih, kenapa nggak pernah minta fotoku?", kataku gemas sambil memencet hidungnya yang mancung.
"Sorry, karena biasanya hanya aku yang kirim foto untuk calon langganan hingga terbiasa jadinya".
Rupanya sejak awal saat kami saling e-mail Sammy mengira kalau aku bapak-bapak dan mengganggapku sebagai salah satu calon 'penyewa'.

Obrolanku dengan Sammy semakin akrab. Sammy orangnya sangat periang dan fun namun ia sama sekali tidak 'sissy', hingga aku makin betah ngobrol dengannya. Tentunya saat itu kami masih naked dengan kontol yang masih 'pulas' akibat 'kekenyangan' ;). Dari obrolan kami kuketahui kalau Sammy pernah menjadi model di Jakarta. Sammy telah menjalani profesinya selama bertahun-tahun yang dimulai saat ia menjadi model. Awalnya ia hanya iseng saja namun meningkat jadi profesi tetap yang memberikan 'hasil' cukup lumayan buat Sammy. Sammy juga cerita kalau ia sering memuaskan hasrat sexnya yang termasuk tinggi dengan teman seprofesi.
"Hitung-hitung saling memuaskan plus tukar jurus", begitu pendapat Sammy.

Kami terus mengobrol hingga jam menunjukkan lebih kurang pukul 2 dini hari. Kontolku mulai terjaga lagi oleh daya tarik Sammy yang begitu membius, tapi saat itu aku tidak berani 'minta' lagi walaupun sebenarnya Sammy tadi sepertinya sudah memberi lampu hijau buatku. Soalnya aku sadar dengan keadaan dompetku saat itu. Sammy sepertinya mengerti jalan pikiranku.
"Mandi bareng yuk..", ajak Sammy sambil beranjak ke kamar mandi.
Kamar Sammy memang punya fasilitas kamar mandi yang lux. Aku hampir saja melonjak girang mendengar ajakan Sammy.
"Pasti seru nih..", batinku saat itu sambil ngeres membayangkan permainan yang akan terjadi nanti.

Saat itu dari kamar mandi terdengar suara shower yang memancar deras. Rupanya Sammy telah membuka keran shower. Aku cepat cepat menyusul masuk ke dalamnya. Kulihat kamar mandi agak dipenuhi oleh uap air hangat shower dan Sammy sudah dalam keadaan basah sambil menggosok-gosok tubuhnya. Aku ikut-ikutan berdiri di samping Sammy dan menggosok-gosok tubuhku terutama dada dan perut yang agak lengket oleh sisa-sisa mani gay sex tadi.

Tanpa dikomando kami mulai saling menggosok tubuh lawan dan tanganku mulai nakal singgah di selangkangan Sammy. Kontol Sammy kuremas-remas kuat saking gemasnya. Sammy sangat menikmati remasan tanganku. Kontolnya mulai menegang dan menegang hingga ke kondisi puncak. Aku lalu jongkok dan kukulum kantong kontol Sammy sambil kuhisap-hisap.
"Oooh.. enak Bob..", Sammy meracau sambil tangannya mengacak-ngacak rambutku yang basah.
Sekali-kali aku menggigit-gigit kecil bola Sammy hingga Sammy tersentak-sentak sambil mencengkram bahuku dengan keras.
"Ooh.. hisap Bob.. hisap batangnya..", agak terengah Sammy memberiku instruksi yang segera aku patuhi dengan senang hati.

Hap.. Kontol Sammy masuk ke dalam mulutku dan aku terus menghisap plus menjilatinya dalam mulutku sambil memaju mundurkan kepalaku hingga kontol Sammy keluar masuk mulutku dengan lancarnya. Sementara itu air shower terus memancar membasahi tubuh kami berdua.
"Cukup.. Bob.. Sekarang giliranmu. Coba kamu duduk di sana..", kata Sammy sambil menunjuk ke toilet duduk yang masih tertutup yang letaknya agak jauh dari pancaran shower. Aku segera mengikuti permintaan Sammy.
"Coba agak ngangkang dikit", kata Sammy lagi sambil membelakangiku dan mulai mengarahkan kontolku yang sudah full tegang sejak tadi untuk masuk ke lobang pantatnya.

Tak lama kemudian kontolku sudah terbenam dalam lobang pantat Sammy. Posisiku masih duduk di toilet sedangkan Sammy duduk di pangkuanku dengan punggung menghadap ke mukaku. Aku mulai aktif menciumi punggung kekar Sammy sambil tanganku meremas dada dan memilin-milin putingnya. Sammy memulai gerakannya dengan menggoyangkan pantatnya dengan gerakan melingkar seperti orang main hula hop hingga batang kontolku ikut berputar-putar seolah mengaduk-ngaduk di dalam pantat Sammy. Sammy mengkombinasikan gerakan melingkar dengan gerakan turun naik yang yahud. Rasanya nikmat sekali hingga aku makin kuat meremas dada Sammy sambil menggigit-gigit punggungnya.

"Ohh.. sshh.. auh.. Sam.. enak Sam..", sesekali aku mendesis-desis kenikmatan.
Cukup lama Sammy bergoyang hingga..
"Sssh.. aku mau keluar Sam..", rintihku.
Mendengar itu Sammy segera bangkit dan tanpa ragu ia lalu mengulum kontolku dan mulai menghisapnya dengan kuat sambil mengigit-gigit kecil batang kontolku.
"Aahh..", aku nembak di dalam mulut Sammy yang segera ditelan oleh Sammy dengan rakusnya.
Sammy terus menghisap nikmat hingga tetes terakhir.

Setelah selesai Sammy memintaku untuk jongkok merapat ke dinding. Aku menurutinya dan Sammy mengepit memegang kepalaku disisi dekat telinga dengan kedua tangannya dan menekan merapatkan kepalaku ke dinding kamar mandi. Dengan kedua kaki agak terpentang hingga posisi kontolnya tepat berada di mukaku. Sammy memasukkan kontolnya ke mulutku dan mulai mengentoti mulutku dengan ganasnya. Beberapa kali kepalaku agak sedikit membentur-bentur dinding kamar mandi dan aku juga sering hampir tersedak karena kontol Sammy masuk hingga ke dalam kerongkonganku, namun aku malah sangat menikmatinya dan membalasnya dengan menyedot-nyedot kontol Sammy hingga entotan Sammy makin menggila. Tubuh Sammy mulai menegang dan..
"Aaahh..", Sammy klimaks sambil melenguh panjang dan menembakkan maninya dengan deras.
Seperti halnya Sammy aku juga menyedot menghabiskan mani Sammy dengan rakusnya. Rasanya nikmat.. hingga tetes terakhir..:) (kok seperti iklan susu ya?).
"Thank you, Bob..", bisik Sammy puas sambil mengecup pipiku.
"Aku juga..", aku ikut-ikutan mengecup Sammy.

Setelah selesai main kami melanjutkan mandi kami yang 'agak' tertunda tadi. Kali ini kami benar-benar mandi sampai bersih. Saat selesai mandi dan mengeringkan tubuh, jam telah menunjukkan sekitar pukul 3.20 dini hari. Segera kukenakan CDku yang agak basah oleh precum dibagian kontolnya.
"Kamu pulangnya pagi nanti aja ya Bob..", pinta Sammy penuh harap.
"Oke deh.. Kita tidur dulu ya? Ngantuk Nih". Mataku memang agak berat setelah menguras tenaga tadi.
"Iya deh.. Yuk..", kata Sammy sambil naik ke tempat tidur tanpa mengenakan busana alias 'naked'.
Masih mengenakan CD aku ikut naik dan tak berapa lama kemudian langsung tertidur pulas saking lelahnya sambil memeluk Sammy.

********

Keesokan paginya aku bangun agak kesiangan sekitar pukul 9 pagi. Kulihat Sammy masih terlelap dengan pulasnya. Wajahnya benar-benar kelihatan polos saat sedang tertidur. Aku lalu bangkit dan setelah menanggalkan CD aku segera ke kamar mandi, tentunya untuk mandi pagi. Sekeluarnya dari kamar mandi aku melihat kalau Sammy ternyata sudah bangun. Saat itu ia duduk di ranjang sambil memperhatikan aku yang baru keluar sambil bertelanjang ria.

"Pagi Bob. Wah sudah seger nih..", Sammy menyapaku dengan riang.
"Yo-i..", jawabku sok menirukan gaya bahasa ABG.
"Mau sarapan? Mau kupesankan susu nggak?", tanya Sammy menawarkan sarapan.
"Thanx, Nggak ah.. Kamu doyan ASI rupanya". Aku berkata sambil tersenyum menggoda.
"Nggak juga.. Tapi aku doyan AMB, apalagi di pagi hari seperti sekarang ini", Sammy berkata sambil tersenyum simpul.
"AMB? Apaan tuh..", aku agak terheran mendengar perkataan Sammy.
"Masak nggak tahu sih.. Enak lho..". Sammy makin tersenyum melihat keherananku.
"Nggak.. Apaan sih", aku menggeleng setelah berpikir sebentar dan rasa-rasanya memang nggak ada sarapan yang bernama AMB.
"AMB.. Air Mani Bapak, dodol..", jawab Sammy sambil tertawa keras.
"Oooh..", aku manggut-manggut sambil ber -oh panjang yang membuat Sammy makin terpingkal sambil memegang perutnya.
"Mau ya..", kataku sambil sekali lagi memencet hidung Sammy yang menggemaskan.

Saat itu kulihat kontol Sammy mulai mekar tanda gairahnya yang terbakar lagi, punyaku juga sama. Sammy menganggukkan kepala dengan mata meredup dan.. Tanpa ba-bi-Bu lagi kami sudah berada di atas ranjang ber-gay sex ria dalam posisi 69 dengan mulut masing-masing yang dipenuhi kontol lawan main. Seperti biasa kami terus bergulingan saling libat plus raba sambil asyik beroral hingga klimaks. Kami benar-benar sarapan AMB sampai puas 'kekenyangan'. Setelah itu aku mengenakan pakaianku kembali dan merogoh dompetku sambil menyerahkan isinya ke Sammy.
"Lho.. Nggak usah Bob", mulanya Sammy menolak pemberianku.
"Ambil aja, ini bukan uang jasa servismu lho, ini cuma tanda persahabatan dariku saja. Masak kamu nggak mau menerimanya?", aku agak memaksa. Menurutku Sammy memang pantas memperolehnya karena disamping rasa puas aku juga telah belajar beberapa jurus darinya. Aku benar-benar salut sama Sammy.
"Oke deh. Thanks ya.. Kalau aku ke sini lagi pasti aku akan contact kamu buat happy bareng lagi. Boleh kan?", kata Sammy sambil menerima uang yang kusodorkan.
"Pasti Sam. Soalnya kamu..", aku tidak melanjutkan kata-kataku.
Aku hanya mengacungkan jempolku sambil tersenyum. Kulihat Sammy juga tersenyum senang. Akhirnya aku pamit pulang dan berakhirlah cerita ini..

*****

Dan sekarang jika dipikir-pikir hubungan sexku dengan Sammy sebenarnya sangat 'beresiko' terkena PMS, apalagi jika sampai pantat menjadi agak lecet oleh sex anal. Yang paling kucemaskan adalah HIV. Untunglah Sampai saat ini setelah beberapa kali check up ke dokter ternyata aku masih sehat-sehat saja. Di samping rasa cemas sejujurnya aku sangat menikmati sex dengan Sammy, yah.. tentunya dengan resiko yang akan kutanggung sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar